Rabu, 04 Februari 2015

Terima Kasih untuk satu bulan nya Tuan :)

Hai Tuan......
Gak nyangka ya ketemu di tanggal satu lagi :) Tanggal satu di bulan kemarin saat kamu nyatain perasaan kamu ke aku... Gakerasa udah satu bulan hubungan kita. Udah banyak Haha Hihian bareng sampe sakit perut. Ngalayy bareng, seruseruan bareng, pokoknya gaada aktivitas yang kita lakuin berdua yang gak buat kita ketawa. 

Kalo flashback di satuu bulan kemarin, udah banyak banget hal yang kita lewatin. Oh iya tanggal 11 Januari yang harus paling di inget, kamu taulah pasti. Kalo gatau, aku ngambek niih :/ Yaudah dehh, aku tau kamu pasti gainget, iya kan ?? Di tanggal itu, kali pertamanya aku ngenalin kamu ke orang tua aku :) Seneng ?? Pastilah, seneng banget :) 

Kamu tau ga Tuan ??
Apa yang lebih aku inget dibanding tanggal 11 ?? Iyaa bener... Pas kita bisa sholat berjamaah. Disaat kamu jadi imam didepanku, dan aku makmum di belakangmu. Jujur saja, selama menjalin hubungan dengan pria di masalalu, aku gapernah ngalamin hal kek begini. Kamu yang pertama,, dan insya allah yang terakhir juga akan jadi imam di waktu kita sholat. Semoga ya :) Aamiin.

Terima kasih banyak Tuan.......
Aku berharap semoga hubungan kita gakhanya di satu, dua atau tiga bulan aja. Aku harap kamu yang akan menetap selamanya dihatiku. Aku udah capek, harus ngerasain sakit hati yang disebabkan oleh patah hati. Udah capek harus memprediksi mana hati yang baik dan tidak untukku. Aku yakin kamulah bahagiaku. Kamulah jawaban atas doaku selama ini. Doa disaat aku sedang mempertanyakan semuanya. Mempertanyakan apakah cinta harus selalu berakhir dengan sebuah kebencian ? Apakah semua pria tercipta hanya untuk menyakiti wanita yang jelas-jelas ia bilang cinta ?? dan apakah aku harus merasakan sakit tersebut sendirian ???

Taukah kamu Tuan.......
Aku rasa jawaban dari pertanyaanku tidak lah benar. Tidak semua pria seperti yang aku pikirkan. Aku rasa kamu berbeda dari kebanyakan pria. Kamu begitu memahamiku. Kamu yang mengulurkan tangan ketika aku terjatuh ke dalam jurang kesedihan. Uluran tanganmu itulah yang berhasil menarikku untuk naik keatas, melihat indahnya dunia yang penuh warna, juga cinta.

Taukah kamu Tuan.......
Kamu yang berhasil mengukir senyum indah di wajahku, senyum yang semulanya hanya senyum yang tak mengandung arti. Kamu yang berhasil membuatku tertawa terbahak-bahak karena kelakuan konyol mu itu, hal-hal jayus mu itu, tapi bisa membuatku tertawa seakan hidup ini tak ada beban. Tertawa yang semulanya hanya untuk menutupi kesedihanku agar orang lain tak mengetahuinya...

Tuan.......
Kurasa sekarang aku benar-benar menggilaimu. Aku sungguh takut jika suatu saat nanti, senyum dan tawaku terenggut kembali oleh kesedihan, dan kesedihan itu penyebabnya adalah kamu. Aku takut, jika suatu saat nanti, kau akan tergoda oleh indahnya dunia yang akan membuatmu buta, lantas pergi meninggalkanku begitu saja. Membuatku terpuruk dalam badai yang begitu besar. Aku takut kamu sedang berusaha menerbangkanku dengan sayapmu, lalu kelak di atas langit sana, kamu biarkan aku mengepakkan sayapku sendiri yang masih kecil dan tak tahu caranya menggerakan udara di sekitar sayap-sayap kecilku. Aku takut semua hal sedih itu terjadi justru di saat aku sedang sangat tak ingin kehilanganmu, Tuan. Sungguh aku begitu takut, Tuan...

Tuan ingin sekali aku mengetahui perasaanmu...
Kamu boleh menyalahkan aku, untuk segala sifat egoisku, pertengkaran yang ajaib, rindu yang memberontak, kangen yang menjengkelkan, serta hal-hal magis lain yang selalu membuatmu berpikir aku ini perempuan yang berbeda. Katakan saja kalau aku ini gila nomor satu, karena selalu ingin tahu kabarmu, selalu ingin menemuimu, selalu ingin merindukanmu habis-habisan. Anggaplah aku ini pasien sakit jiwa yang menanti obat penenang, dan kamulah si obat penenang yang selalu hilang ketika aku membutuhkanmu.

Anggaplah aku ini halte, Tuan.... 
Dan kamu adalah bus yang berlalu-lalang, datang dan pergi, singgah dan menetap untuk mencari-cari keuntungan yang bisa kamu dapatkan. Katakan saja aku ini payung, yang hanya kamu buka ketika cuaca terlihat mendung, yang rela membasahi tubuhnya demi membuat tubuhmu kering. 

Bayangkan saja aku ini gadis kecil yang tak tahu apa-apa Tuan.....
Yang melihat pria sederhana dan humoris, pria yang setiap selesai bertemu selalu memunculkan harapan baru, pria yang hadirnya selalu ia rindukan, pria yang aroma tubuhnya selalu menimbulkan perasaan kangen, pria yang bisa membuat ia lupa akan kesedihan, pria yang selalu membuat ia tertawa, pria yang entah bagaimana bisa membuat gadis itu takut pada rasa kehilangan..

Aku sedang ada di titik sangat mencintaimu dan aku tak ingin kisah-kisah lama yang terjadi padaku harus terulang lagi dalam kisah baru kita. Aku sedang dalam keadaan sangat menggilaimu dan aku ingin terus gila, ingin terus sakit jiwa, agar tanpa rasa terpaksa kamu berjalan menghampiriku, dan bersedia menjadi obat penenangku.

Semoga semua ketakutanku ini tak akan menjadi nyata ,Tuan....
Teruslah berjanji dalam setiamu, cintamu, juga perasaanmu kepadaku. Aku begitu beruntung telah mendapatkan pria yang sabarnya limited sepertimu.. Pria yang mungkin Allah kirimkan untuk membimbing ku menuju indah surga-Nya. Aku tak ingin orang lain merenggut kebahagiaan yang saat ini sedang kurasakan. Aku sangat berharap hubungan ini, akan menjadi kisah yang sangat indah jika kuceritakan pada anak cucu kita kelak. Betapa perkenalan kita yang awalnya kuanggap biiasa, akan membuatku begitu mencintaimu seperti ini, begitu menggilaimu. 

Tak ada alasan untukku mencintaimu, Tuan....
Aku hanya ingin kita bersama sampai kamu terbatuk-batuk di ruang tamu, dan aku tergopoh-gopoh membawakan obat batuk untukmu. Aku harap kita bisa terus menyatu seperti ini sampai kamu tak mampu lagi mengintip matahari di luar jendela dan hanya bisa memelukku erat ketika bangun di pagi hari. Aku hanya ingin perasaan ini terus bertahan sampai kata "aku mencintaimu" terucap saat kau mengecup nisanku atau sebaliknya, aku yang mengecup nisanmu.

Bila di depan nanti
Banyak cobaan untuk kisah cinta kita
jangan cepat menyerah
Kau punya aku, ku punya kamu, selamanya kan begitu

Terima Kasih banyak Tuan.... Cinta ini akan selalu untukmu....


Dari seorang wanita
yang kini menemukan kebahagiaanya kembali.
Terimakasih banyak Tuan  :)

0 komentar:

Posting Komentar