Rabu, 31 Desember 2014

K A M U . . .

Aku adalah seorang jomblowati yang hobbi bergalau ria lewat tulisan. Aku penyendiri dan tak terlalu nyaman dengan keramaian. Hari-hariku begitu basi. Aktivitasku berjalan cukup monoton. Hingga suatu ketika kularikan perasaan sepiku ke sebuah dunia yang tak benar-benar nyata.

Aku menikmati perkenalanku selama di dunia maya bersama dengan banyak orang. Di dunia yang serba tak terbatas itu, aku bisa jadi siapapun yang kumau. Aku bisa bergonta ganti topeng semauku, aku bisa menjadi diriku yang kuinginkan.

Lalu tuhan menggerakkan jemari-Nya. Aku bertemu dia. Dia menyapaku lewat percakapan di inbox Facebook, berlanjut ke chat BBM, dan semakin intens di SMS. Sosok yang awalnya tak kusadari ini, ternyata telah berteman cukup lama denganku di Facebook.  Aku memang tipe wanita yang tidak terlalu memperdulikan jika ada teman dari Facebook yang mengirim inbox untuk berkenalan atau sejenisnya. Aku memang cuek. Ya beginilah diriku.

Pria yang baru aku sadari kehadirannya ini, baru aku sadari ketika aku berulang tahun, tepatnya 12 Agustus 2014 kemarin. Dia mengucapkan HBD lewat keempat akun Facebookku :D Bisikku dalam hati “nihh cowok niat banget pengen ngucapin, padahal mah gak kenal”. Dan dari situlah awal mulanya kami berkenalan.

Hampir setiap hari perbincangan manis kami terjalin. Dia mengingatkanku agar tidak telat makan, sholat, istirahat yang cukup, dan tetap semangat menghadapi tugas kuliah yang menumpuk. Setiapp hari kami membicarakan banyak hal. Tentang film, musik, tentang rasa, juga cinta. Ternyata kami sama-sama menyukai musik K-Pop :D Aku sempat tertawa ketika mengetahui kalau dia pencinta musik k-pop. Yahh setahuku jarang-jarang ada cowok yang suka musik k-pop :D ciiieee kpoppersss :D Kami juga sama-sama menyukai penyanyi Tulus ;)

Aku juga tak sungkan untuk berbicara mengenai masa lalu, lebih spesifiknya tentang mantan. Dia pun sebaliknya, tak sungkan juga bila bercerita mengenai mantannya. Kami adalah dua makhluk tuhan yang sama-sama diciptakan buat sabar :D Begitulah yang sering dia ucapkan.

Hanya dengan dia aku bisa mengeluarkan semua unek-unek, rasa jengkel, dan rasa benci yang ada di dalam hati ini yang diaakibaatkan oleh makhluk tuhan paling hina bernama “mantan”. Mungkin kalo aku cerita sama temenku, temenku udah mau muntah es buah denger curhatan aku yang topik pembicarannya tidak lain dan tidak bukan adalah orang yang sama, yang itu lagi .... itu lagiii..... dan itu lagi -_-

Tapi, pria ini sangat berbeda. Dia mau dan rela mendengar semua keluh kesah yang sedang aku alami. Dia respect, bahkan memberikan saran yang memang sedang aku butuhkan. Dia penyemangat terbesar yang selalu mendorongku untuk segera move on, untuk bangkit, dan melupakan si mantan munafik itu. Seperti tiada lelahnya, dia selalu menjadi pendengar terbaik akan ceritaku.  Entah dia ilfil atau tidak, karena aku selalu membicarakan orang yang sama, sosok yang sama, dan kenangan yang sama pula.

Dengan sifatnya yang mau mendengarkan, mau memberikan masukan, dann care membuatku merasakan sesuatu yang berbeda. Suatu rasa yang tak bisa aku jelaskan lewat kata-kata. Entahlah apa yang ada di dalam benakku ini. Yang aku tau, aku nyaman !! Entah nyaman sebagai apa, yang jelas aku sangat nyaman dengan keadaan ini.

Aku bertanya-tanya, apakah cinta sungguh bisa hadir dari sosok bertubuh kaku dan dingin bernama “ponsel” ?? Entahlah.... Aku tak tahu bagaimana perasaannya kepadaku, aku hanya menebak, terus menebak. Aku hanya bisa terus bertanya dan menjawab pertanyaanku sendiri dengan menerka-nerka.

Ada rasa yang berbeda ketika aku tak mengetahui kabarnya. Ada sedikit kekhawatiran yang melandaku. Tuhann, perasaan apa ini, terlalu cepat jika aku menganggap semua ini cinta. Sosok yang begitu maya, yang tak pernah aku ketahui rupanya seperti apa, tidak mungkin aku mencintai seseorang yang aku kenal lewat dunia maya itu. Aku tak mengerti harus menamakan seperti  apa perasaan ini, yang aku tahu itulah yang aku rasakan.

Entah sudah berapa bulan kami saling menyapa hingga akhirnya menjadi akrab. Entah sudah berapa banyak juga topik yang menjadi pembicaraan. Semua mengalir dan terjadi begitu saja. Tiba-tiba saja hatiku tak lagi menjadi sebuah lahan yang tandus dan gersang. Hatiku yang sekarang, telah dipenuhi dan ditumbuhi dengan subur berbagai jenis bunga yang indah. Begitu indah... (Terserah mau bilang alay, lebay atau sebangsanya :D Kalian juga pasti pernah ngalamin ).

Pada fase seperti ini, perkenalan yang dimulai dari dunia maya, pasti akan menimbulkan rasa penasaran. Seberapa maya nya dirimu, aku harus tahu rasanya menatap matanya secara langsung. Aku juga harus tahu betapa berdebarnya jantungku ketika aku melihat dia secara nyata. Dan itu sempat terbessit di hati ku. Walaupun keadaan seperti ini telah membuatku nyaman, tapi aku ingin dia yang nyata bukan sekedar bayangan atau maya.

27 Desember 2014. Hari itu adalah hari dimana sahabatku berulang tahun. Aku merencanakan sesuatu untuk memberikan kejutan di hari ultahnya. Tapi, semua planning yang aku rencanakan gagal. Seharusnya aku bersama sahabatku bersama-sama memberikan kejutan tersebut. Tapi, ternyata sahabatku telah terlebih dulu memberikan surprice tersebut. Aku bingung, harus gimana. Ku putar otakku untuk berfikir. Dannnnnn, yang terlintas hanya pria si pendengar curhatku, ya hanya dia yang bisa aku andalkan untuk saat itu.

Sebenarnya aku ragu, untuk minta bantuan ke dia. Karena aku tahu, dia pasti lelah karena habis pulang dari kerja. Tapi, di hatiku terbesit ucapan nakal “yaaa, kalo memang dia ada rasa, tentu dia akan mau membantuku, tak peduli seberapa jauh jarak yang dia tempuh, dia pasti akan menyetujui permintaanku itu, hitung-hitung ketemu dia di dunia nyata :D”. Dan benar saja, dia menyetujui permintaanku tersebut tanpa ragu. Wahhh senengggggggg akhirnya bisa ketemu diaaaa J

Saat itu jam seakan sangat cepat berputar. Aku merapikan pakaianku, merapikan jilbab yang ku pakai, agar tak terlihat kesan berantakan saat pertama kali aku bertemu dia. Singkat cerita, waktu yang ditunggu pun tiba. Sosok yang selama ini hanya ku tatap lewat layar ponsel, sekarang berada jelas di depanku... Iya didepankuuu..... Aku berusaha merapikan debar jantung yang melaju semakin cepat. Dengan menelan ludah, dan rasa canggung, aku mengulurkan tanganku sebagai tanda perkenalan di dunia yang benar-benar nyata. Bahagia tak bisa aku sembunyikan. Akhirnyaaa, semua penantianku terkabulkan. Thanks god :*

Kupersilahkan dia masuk, duduk, lalu kutawarkan dia mau minum apa. “Air putih saja, jawabnya”. Tak ku kabulkan permintaannya, aku tak membawakan ia air putih, tapi aku membawakan dia segelas kopi susu yang masih hangat :D berhubung cuaca di luar sedang mendung. Kurapikan tempat dudukku, dengan rasa sedikit canggung, kubuka obrolan dengannya. Akhirnya ya ketemu juga, ucapku. Dia pun membalas “iya akhirnya” dengan sedikit senyum menyimpul di bibirnya. Senyum itu, senyum yang sangat tidak asing kulihat,, ternyata lebih manis secara nyata.

Pria yang sedang duduk di depan ku ini, pria yang selalu mendengarkan apa yang aku ceritakan, sekarang ada di hadapanku.. Pria bertubuh lebih tinggi dariku ini, memang terlihat kurus :p seperti yang sering ia ceritakan. Dan, waktu pun seakan tidak mau mundur kebelakang, ia bergerak dengan cepet. Seiring detik yang berganti jadi menit, menit yang berganti jadi jam, percakapan dan susana kami pun mulai mencair. Kami seakan telah kenal selama berpuluh puluh tahun, seakan pertemuan pertama itu bukanlah pertemuan pertama kami.

Dia terus bercerita, berceloteh tentang apa saja. Sosok yang kukira pendiam jika bertemu ini, ternyata tidak seperti yang kubayangkan :D Dia begitu lucu, begitu apa adanya, dan tidak dibuat buat.

Hujan pun turun tiada hentii. Seakan cemburu melihat pertemuan kami. Tak mungkin jika kubatalkan rencanaku untuk memberika surprice untuk sahabatku gara—gara hujan yang tak kunjung henti. Hmmmm, kuputus kan untuk menerobos dinginnya hujan malam itu. Mungkin dia tak begitu menyetujui keputusanku, karena sudah larut malam dan hujan pun cukup deras. Tapi tak apalah, kuyakinkan dia.. semua sudah terlanjur, sayang kalo dibatalin. Akhirnya kami pun melaju, dan stop tepat di tempat jual mertabak :D Kalo ngasih kejutan ke orang yang lagi ultah berupa kue ultah, itumah udah terlalu mainstream :D Maka dari itu mertabak adalah pilihan terbaik biar kelihatan awesome :D

Kejadian ini membuatku merasa kami semakin dekat. Ada hal yang tidak bisa aku lupakan hingga saat ini, entah itu kebetulan atau bukan. Sebenarnya aku pengeen pinjem jaket yang dia pekek, karena jaket yang dia pekek saat itu jaket yang ada topinya, kalian tau lah pastii... Sedangkan jaket yang aku pakai, cuama jaket tanpa topi. Entah dia membaca fikiranku atau hanya kebetulan saja, sebelum aku mengutarakan keinginanku tersebut, tiba tiba dia bilang”bibik pakek jaket mamang bae yee, kan ado topinyo biar bibik dak basah” ya allahh sumpahh seneng seneng seneng bangetttttttt.... Dan kami pun bertukaran jaket sementara.

Singkat cerita, pas kami mau pulang kerumah, aku sengaja nyuruh dia lewat jalan yang lebih jauh :D Yaaa biar lama dikit perjalanann nyampenya :D hhaa maafinn akuu yaaa ;) karena waktu berjalan cepet banget. Aku gatau bakal bisa ketemu dia lagi ato gakk.. Tapi, aku berharap selalu bisa ngeliat senyum kamu ituuuu J

Selepas dari pertemuan kami, hari-hari kami pun masih sama seperti biasa. Tetap intens dalam memberi kabar, dan masih rutin dalam berkomunikasi.  Perasaan yang sebelumnya hanya bisa menerka nerka dan bertanya tanya, kini jadi kenyataan. Aku pernah kasih kode ke dia lewat status ku di facebook, dan status tersebut di responnya dengan cara dia juga buat status lewat akun Facebooknya. “Semoga waktu yang baik itu segera tiba” yaa begitu kalo gak salah.

Tanggapan itu membuatku semakin berharap. Sepertinya, dia juga punya perasaan yang sama denganku, tapi aku masih berusaha diam. Aku masih jatuh cinta diam-diam. Bagiku, tak mungkin seorang cewek mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu. Tak mungkin aku berkata cinta kepadanya lebih dulu. Aku hanya bisa menunggu isyarat darinya, menunggu pertanda yang suatu saat pasti menjadi nyata.

Aku semakin nyaman bersamanya. Kebersamaa dan pertemanan yang terjalin kurang dari satu tahun ini menimbulkan kesan berbeda di hatiku. Aku mulai mencintainya, tapi aku takut segalanya berubah dengan cepat jika aku menuntut status dan kejelasan. Aku begitu nyaman, bahkan dalam keadaan yang tidak jelas dan tanpa status seperti ini. Aku tak ingin segalanya berubah dengan cepat karena dia sudah menjadi zona nyaman bagiku. Tak ingin kupergi menjauh. Aku hanya ingin dekat, terus dekat, dan semakin mendekat.
Biarlah waktu yang menjawab semua pertanyaanku. Aku yakin waktu itu akan tiba dengan sendirinya, tanpa harus ku tuntut dan kupaksa...

"Janji :)"


Dari wanita yang selalu senyum-senyum gajelas ketika baca bbm dari kamu, 
terutama gombalan dari kamu.....